APAKAH TUHAN BETUL-BETUL ADA? BAGAIMANA SAYA TAHU BAHWA TUHAN ITU BETUL-BETUL ADA? 22.21

Pertanyaan: Apakah Tuhan betul-betul ada? Bagaimana saya tahu bahwa Tuhan itu betul-betul ada?

Jawaban: Kita tahu bahwa Tuhan betul-betul ada karena Dia telah menyatakan diriNya kepada kita dengan tiga cara: dalam penciptaan, melalui firmanNya dan dalam diri AnakNya, Yesus Kristus.


Bukti paling dasar dari keberadaan Tuhan adalah apa yang telah Dia ciptakan. “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka [orang-orang yang tidak percaya] tidak dapat berdalih” (Roma 1:20). “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:2).

Kalau saya menemukan sebuah jam tangan di tengah lapangan, saya tidak akan menganggap bahwa jam tangan tsb “muncul” begitu saja, atau memang sudah ada dengan sendirinya. Berdasarkan desain dari jam tangan tsb saya mengasumsikan bahwa ada orang yang mendesain jam tangan itu. Namun saya melihat ada desain dan ketepatan yang lebih agung dalam dunia sekitar kita. Cara kita menghitung waktu bukan berdasarkan pada jam tangan, namun berdasarkan karya agung Tuhan, perputaran bumi (dan kandungan radioaktif dari atom Cesium-133). Alam semesta menyatakan desain yang luar biasa, dan semua ini memperlihatkan adanya sang Desainer Agung.

Jikalau saya menemukan berita yang disandikan, saya akan mencari seorang pemecah sandi untuk memecahkan kode berita itu. Asumsi saya adalah bahwa pasti ada seorang pengirim berita, seseorang cerdas yang menciptakan kode itu. Bagaimana kompleksnya “kode” DNA dalam setiap sel tubuh kita? Bukankah kompleksitas dan tujuan dari DNA menyatakan adanya Penulis kode yang berakal budi?

Bukan saja Tuhan telah menciptakan dunia yang begitu kompleks dan teratur, Dia juga telah menanamkan rasa kekekalan dalam diri setiap insan (Pengkhotbah 3:11). Umat manusia memiliki naluri yang tajam bahwa hidup ini bukan hanya yang kelihatan saat ini saja; bahwa ada suatu keberadaan yang melampaui apa yang ada di bumi ini. Naluri kekekalan kita menyatakan diri dalam paling sedikit dua hal: hukum dan penyembahan.

Setiap peradaban dalam sejarah memiliki aturan-aturan hukum tertentu yang secara mengejutkan memiliki kesamaan dari budaya yang satu ke budaya lainnya. Contohnya kasih dihargai di mana-mana, sementara kebohongan dicela secara universal. Ini adalah moralitas umum, suatu pengertian global mengenai benar dan salah, yang menunjuk pada Dia, Pribadi yang Bermoral Tertinggi, yang memberikan perasaan benar dan salah seperti itu kepada kita.

Demikian pula orang-orang di seluruh dunia, tanpa memandang budaya, selalu memiliki sistim penyembahan. Obyek penyembahan itu sendiri mungkin berbeda, namun perasaan adanya “kuasa yang lebih tinggi” adalah merupakan bagian yang tak dapat disangkal dalam diri manusia. Kecenderungan kita untuk menyembah adalah sesuai dengan fakta bahwa Tuhan menciptakan kita “dalam gambarNya” (Kejadian 1:27).

Tuhan juga telah mengungkapkan diriNya kepada kita melalui FirmanNya, Alkitab. Dalam Alkitab, keberadaan Allah dipelakukan sebagai fakta yang sudah jelas (Kejadian 1:1; Keluaran 3:14). Ketika Benjamin Franklin menuliskan Autobiography-nya, dia tidak menghabiskan waktu untuk membuktikan bahwa dia ada. Demikian pula Tuhan tidak menghabiskan waktu untuk membuktikan keberadaanNya dalam kitab yang ditulisNya. pribadiAlkitab yang mampu mengubah hidup, integritasnya, dan mujizat penulisannya seharusnya cukup untuk membuat kita menaruh perhatian pada Alkitab.

Cara ketiga Tuhan menyatakan dirinya adalah melalui anakNya, Yesus Kristus (Yohanes 14:6-11). Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, (Yohanes 1:1, 14). Di dalam Yesus Kristus, berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan” (Kolose 2:9).

Dalam kehidupan Yesus yang luarbiasa, Dia memelihara seluruh hukum Perjanjian Lama dengan sempurna dan menggenapkan nubuat-nubuat mengenai Mesias (Matius 5:17). Dia melakukan begitu banyak karya yang menyatakan belas kasihannya, Dia mengerjakan mujizat-mujizat di depan umum yang mengesahkan berita yang disampaikannya dan membuktikan keillahianNya (Yohanes 21:24-25). Kemudian, tiga hari setelah penyalibanNya, Dia bangkit dari orang mati, sebuah fakta yang diteguhkan oleh ratusan saksi-saksi mata (1 Korintus 15:6). Catatan sejarah dipenuhi dengan “bukti” mengenai siapakah Yesus itu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil” (Kisah 26:26).

Kita sadar bahwa selalu ada orang yang sulit percaya, orang-orang yang punya ide sendiri mengenai Tuhan dan menafsirkan bukti-bukti dengan semaunya. Dan akan ada pula sebagian orang yang bukti sebanyak apapun tidak akan dapat meyakinkan mereka (Mazmur 14:1). Pada akhirnya semuanya adalah iman (Ibrani 11:6).

Read More..
Telur Paskah 09.31

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.[rujukan?]


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Cokelat telur Paskah

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.[rujukan?]

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.

Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah. Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa Utara dan di Asia. Tetapi, di Eropa Selatan dan juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.
lengkapnya klik link dibawah
Klik di sini

Read More..
Paskah pada Gereja Mula-mula 10.09



Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa. Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir.

Sumber yang paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul "Peri Pascha" (Tentang Paskah). Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib ("Via Dolorosa") yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi (bahasa Ibrani: "Zerah Syelamin").

Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati. Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah). Perbedaan timbul di seputar tanggal Paskah. Orang Kristen Yahudi dan jemaat provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan Paskah Yahudi, yaitu sehari setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka - kematian Yesus pada 15 Nisan dan kebangkitan Yesus pada 17 Nisan - tanpa mempedulikan harinya; namun orang Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan Aleksandria merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu - hari kebangkitan Yesus, tanpa mempedulikan tanggalnya. Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak digunakan di gereja, dan penganut metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur. Uskup Viktor dari Roma pada akhir abad ke-2 menyatakan perayaan menurut tanggal 14 Nisan adalah bidat dan mengucilkan semua pengikutnya. Beberapa metode penghitungan yang lain di antaranya oleh beberapa uskup di Galia yang menghitung Paskah berdasarkan tanggal tertentu sesuai kalender Romawi, yaitu 25 Maret memperingati kematian Yesus dan 27 Maret memperingati kematian Yesus karena sejak abad ke-3 tanggal 25 Maret dianggap sebagai tanggal penyaliban. Namun metode yang terakhir ini tidak digunakan lama. Banyak kalender di Abad Pertengahan yang mencatat tanggal perayaan ini (25 dan 27 Maret) untuk alasan historis, bukan liturgis. Kaum Montanis di Asia Minor merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah 6 April. Berbagai variasi perhitungan tanggal Paskah tersebut terus berlangsung hingga abad ke-4.

Perselisihan seputar penghitungan hari Minggu Paskah yang tepat tersebut akhirnya dibahas secara resmi pada Konsili Nicea I pada tahun 325 yang memutuskan bahwa hari Paskah adalah hari Minggu, namun tidak mematok hari Minggu tertentu. Kelompok yang merayakan Paskah dengan perhitungan Yahudi dinamakan "Quartodeciman" (bahasa Latin untuk 14) (Nisan) dan dikucilkan dari gereja. Uskup Aleksandria kemudian ditugaskan untuk mencari cara menghitung tanggal Paskah, karena kota itu dianggap sebagai otoritas tertinggi untuk hal-hal yang berhubungan dengan astronomi, dan sang uskup diharapkan dapat memutuskan hasilnya untuk diikuti keuskupan-keuskupan yang lain. Namun hasil yang diperoleh tidak memuaskan, terutama untuk gereja-gereja Latin. Banyak gereja masih memakai cara mereka sendiri-sendiri, termasuk gereja di Roma. Akhirnya baru pada abad ke-7 gereja-gereja berhasil mencapai kesepakatan mengenai perhitungan tanggal Minggu Paskah.

Read More..
खोत्बह , merubah kutuk menjadi berkat 05.43

merubah kutuk menjadi berkat
Klik disini

Read More..
Naikkan Pujian 21.29

Bilangan 21:21-30; Kisah 16:25, 26

“Tetapi orang Israel mengalahkan dia dengan mata pedang dan menduduki negerinya dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok, sampai kepada bani Amon, sebab batas daerah bani Amon itu kuat” (Bilangan 21:24).

Bilangan 21:21-30; Kisah 16:25, 26

“Tetapi orang Israel mengalahkan dia dengan mata pedang dan menduduki negerinya dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok, sampai kepada bani Amon, sebab batas daerah bani Amon itu kuat” (Bilangan 21:24).

Bangsa Israel bermaksud baik kepada penduduk Amori, sebab mereka berkata kepada rajanya, “Izinkanlah kami melalui negerimu; kami tidak akan menyimpang masuk ke ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu, kami tidak akan minum air sumurmu, di jalan besar saja kami akan berjalan, sampai kami melalui batas daerahmu” (Bilangan 21:22). Bangsa Israel mempunyai itikad baik, tetapi disalah mengerti oleh raja orang Amori. Lebih parah lagi mereka memerangi bangsa pilihan Allah. Tetapi Allah beserta umat-Nya dan musuh dikalahkan.

Sebuah pertempuran yang tidak imbang bila Allah berada di pihak orang Israel. Begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada kalanya kita mempunyai itikad baik, namun disalah mengerti oleh mereka. Akhirnya masuklah kita ke dalam sebuah masalah. Tetapi selama Anda benar dan tinggal dalam hubungan yang baik dengan Allah, janganlah takut menghadapi berbagai masalah. Sebagaimana bangsa Israel mengalami banyak gangguan selama perjalanannya menuju Kanaan, begitu juga dalam perjalanan hidup kita selama di dunia ini.

Ada orang mendapatkan masalah karena berbuat dosa, tetapi ada juga justru karena berbuat baik kita mendapatkan masalah. Atau ada juga persoalan yang datang tanpa kita ketahui sebabnya. Jangan takut menghadapi masalah. Di dunia ini semua orang yang jumlahnya milyaran ini menghadapi masalah, meskipun berbeda-beda. Sebagian berhasil, sebagian gagal dan akhirnya membawa mereka pada keputusasaan lalu mengakhiri hidupnya. Camkanlah bahwa Allah beserta dengan Anda. Dalam pertempuran di dunia ini Anda tidaklah sendirian. Meskipun kadangkala kita merasa sendiri, tetapi Yesus selalu menjaga Anda.

Saudara, bersukacitalah bila Anda menghadapi masalah. Jangan mengeluh! Jangan menggerutu! Jangan pula menyalahkan Tuhan. Melainkan naikkan pujian dan ucapan syukur. Di dalam pujian dan ucapan syukur kuasa Allah itu mengalir dan kuasa itu tersedia buat Anda. Sama seperti Paulus dan Silas yang berada di dalam penjara. Sebenarnya inilah saat yang tepat untuk protes kepada Allah. Mereka sudah habis-habisan melayani Allah, namun mereka malahan dipenjara. Daripada menggerutu, mereka justru memuji Tuhan. Dan akibatnya penjara itu goyah dan mereka dibebaskan dengan cara ajaib.

Renungan:

Apakah Anda menghadapi pertempuran yang terasa amat berat buat Anda? Jangan menggerutu! Jangan mengomel! Tetapi naikkanlah ucapan syukur. Berjanjilah bahwa Anda tidak akan menggerutu lagi.

Kemenangan dalam peperangan bukanlah ditentukan oleh hebatnya musuh, tetapi kekuatan pujian dalam hidup Anda.

Read More..
Tetaplah Beriman, Berharap dan Memiliki Kasih 21.04

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

Mazmur 91:1-16 “ . . . “

Pokok pembahasan kali ini yaitu me-review (meninjau) kembali mengenai janji Tuhan yang diberikan kepada umatNya mengenai perlindunganNya dalam segala hal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :


Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

Mazmur 91:1-16 “ . . . “

Pokok pembahasan kali ini yaitu me-review (meninjau) kembali mengenai janji Tuhan yang diberikan kepada umatNya mengenai perlindunganNya dalam segala hal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :

Pertama : Iman (Ayat 1-2)

Kita melihat bahwa raja Daud menulis dalam pasal 91 ini karena ia memperhatikan kehidupan Musa, bahkan mulai dari kehidupan Abraham, Ishak dan Yakub. Tatkala bangsa Israel dipimpin oleh Musa untuk keluar dari tanah Mesir. Daud meneliti bagaimana Allah melindungi bangsa Israel. Dan perlindungan ini berawal dari Abraham, Ishak dan Yakub. Dimana Allah berjanji kepada Abraham disertai dengan sumpah, termasuk kepada kita yang merupakan keturunan Abraham secara rohani. Oleh karena itu, perlindungan Allah sangat mutlak bagi umat pilihanNya. Dan Daud memiliki bukti bahwa Allah sungguh melindungi dia, sehingga Daud menulis Mazmur 91 ini.

Kesaksian

Saudara, perlu kita ketahui bahwa penyakit stroke adalah penyakit yang mematikan, atau suatu penyakit yang membawa seseorang manjadi cacat dan mengakibatkan penderitaan selamanya. Sejak permulaan tahun 2006, saya membaca Mazmur 91 setiap hari, tetapi suatu saat tiba-tiba saya mengalami stroke. Sementara saya dibawa ke rumah sakit, saya selalu ingat Mazmur 91, bahwa Tuhan melindungi saya termasuk saudara semua. Penyakit yang mematikan ini telah menyerang saya. Tetapi oleh karena percaya bahwa Tuhan senantiasa melindungi, maka sampai saat ini saya tetap melayani Tuhan. Dan saat itu saya tidak berbuat apa-apa, tetapi saya tidak kecewa atau marah kepada Tuhan, karena saya sudah melihat bagaimana penyertaan Allah dalam kehidupan saya.

Saudara, apabila saya tidak diserang oleh penyakit itu maka tidak ada bukti perlindungan Allah. Karena saya sempat sakit, maka saat itu saya membuktikan bahwa Allah benar-benar melindungi saya. Oleh karena itu jangan takut, walaupun kita saat ini sedang mendapat serangan dalam berbagai persoalan; percayalah bahwa Allah benar-benar di pihak kita.

Selama 65 tahun Tuhan telah melindungi saya, bahkan saya tidak pernah masuk rumah sakit walaupun satu hari. Tetapi suatu kali saya masuk rumah sakit, dan Tuhan segera memulihkan. Mungkin diantara kita ada yang menjadi Kristen baru satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun atau bahkan lebih, maka kita perlu teliti bagaimana Allah memelihara kita.

Kitab Mazmur 91:1-2 ini merupakan bukti perlindungan Allah, dan Daud percaya akan hal itu. Mazmur 91 ditulis 1010 tahun sebelum masehi. Kita percaya bahwa firman Allah tidak pernah berubah selama-lamanya, sebab janji Tuhan adalah ya dan amin. Kalau raja Daud saat itu dilindungi oleh Allah karena beriman dan percaya. Maka Allah memberikan perlindungan juga kepada kita asalkan kita memiliki iman, karena iman adalah dasar kehidupan kita, seperti yang tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Oleh karena itu janganlah kita lemah dan menjadi takut dalam menjalani hidup, sebab segala sesuatu yang kita harapkan telah terbukti walaupun kita belum melihat. Kadang-kadang ada janji Allah yang belum kita lihat atau kita alami, maka dengan imanlah kita akan melihat pertolongan Allah.

Kedua : Harap (Ayat 3-11)

Saudara, kita tidak tahu berapa tahun lagi kita hidup dalam dunia ini, mungkin satu tahun lagi, lima tahun lagi atau sepuluh tahun lagi, kita tidak tahu. Tetapi dalam kurun waktu yang masih ada ini biarlah kita sungguh-sungguh berharap kepada Tuhan, sebab Tuhan akan melindungi kita. Oleh karena itu kita tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.

Saudara, perlindungan ini akan menjadi nyata dalam kehidupan kita, seperti halnya Allah membuktikan perlindunganNya terhadap Daud yang berharap kepadaNya. Perlu kita perhatikan bahwa pada bagian kedua ini terdapat kata-kata “akan”, yang mana kata-kata “akan” ini menunjukkan suatu pernyataan dari Tuhan yang akan menjadi suatu kenyataan dalam kehidupan orang-orang percaya yang memiliki suatu pengharapan. Pengharapan adalah akar kata sesuatu yang belum terjadi, untuk itu hidup kita harus penuh dengan pengharapan. Kalau kita melihat perjalanan hidup Abraham maka kita akan melihat adanya suatu nilai hidup yang dimuati dengan pengharapan. Saat itu Allah ingin melihat seberapa besar pengharapan Abraham terhadap Tuhan sampai pada akhirnya Abraham mendapatkan apa yang telah dijanjikanNya (Ibrani 11:17&20). Lalu bagaimana dengan kita ? apakah kita masih punya pengharapan kepada Tuhan ? apabila kita tetap berharap, maka pengharapan itu merupakan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sebab sauh itu dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Yang mana belakang tabir adalah ruang maha suci, yang merupakan gambaran kehadiran Tuhan. Dan apabila kita telah melabuhkan pengharapan kita hanya pada Tuhan maka segala sesuatu tidak ada yang mustahil.

Ketiga : Kasih (Ayat 14-16)

Ayat ini merupakan ungkapan hati Allah yang menyatakan bahwa Daud sungguh mengasihiNya. Hal ini dapat temukan pada kalimat : “hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku . . .” Jadi, walaupun kita mengalami keadaan yang buruk sekalipun, kita tidak ada alasan untuk tidak mengasihi Tuhan, sebab Allah kita adalah Allah yang setia. Dia tidak pernah lalai akan segala janjiNya, seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9 : ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Mungkin saat ini fisik kita lemah dan semakin merosot, tetapi biarlah batin kita semakin dekat dan mencintai Tuhan dengan sungguh-sungguh, sebab hanya Dialah yang layak kita kasihi lebih dari segala-galanya. Amin.

Read More..
Requirements of A Close Relationship 09.14

If a close relationship is to exist between God and man, we must understand God and feel comfortable in approaching Him. This is not easy.


If a close relationship is to exist between God and man, we must understand God and feel comfortable in approaching Him. This is not easy.

God has unlimited power, unlimited wisdom and unlimited holiness. He is the creator of all things, the sustainer of all things and He knows all things. He is eternal, immortal and invisible. He is a Spirit (John 4:24) and as spirit, He has no flesh and bones (Luke 24:39). How can a mortal, finite man ever hope to comprehend such a God? Contemplating His nature, the Psalmist wrote:

PSALM 139:6 Such knowledge is too wonderful for me; It is too high, I cannot attain to it.

But if we should succeed in comprehending Him, how could we ever approach Him? We feel the need of a lawyer to represent us before a human court; how much more before God! Job expressed this need in one of the earliest books of the Bible:

JOB 9:32 "For He is not a man as I am that I may answer Him, That we may go to court together.
9:33 "There is no umpire between us, Who may lay his hand upon us both.

Jesus is this daysman, this umpire.

1 TIMOTHY 2:5 For there is one God, and one mediator also between God and men, the man Christ Jesus,

He is qualified to "lay His hand upon us both" because He is the Son of God (John 5:25), and also the Son of Man (John 5:27).

Read More..
Jesus, The Way To God 09.12

By His death on the cross, Jesus made possible the forgiveness of our sins. When sins are forgiven we are no longer objects of God's wrath.

ROMANS 5:9 Much more then, having now been justified by His blood, we shall be saved from the wrath of God through Him.

But we need more than this. We need the kind of close friendship that existed between God and Adam before the fall of man.

Read More..
Allah Sebagai Bapa 20.53

Sumber: Gema Sion Ministry

" Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" [ Efesus 1:3 ].

Sumber: Gema Sion Ministry

" Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" [ Efesus 1:3 ].

Banyak orang menyatakan bahwa Allah adalah Tritunggal, dalam arti tiga pribadi namun satu. Sekalipun kata Tritunggal tidak ada didalam Alkitab, tetapi pemahaman sedemikian sepertinya ada. Tetapi kami lebih senang menjelaskan Allah "Tritunggal", menjadi ALLAH ADALAH KELUARGA. Keluarga sejati adalah satu, sekalipun ada bapa, ibu dan anak-anak. Allah adalah keluarga sejati, oleh sebab itu Allah adalah satu. Sekalipun Allah termanifestasi didalam Bapa, Roh dan Anak, namun sesungguhnya Allah adalah satu pribadi.

Didalam Efesus pasal 1, Allah sebagai Bapa terlihat berfungsi sebagai pemberi segala berkat rohani didalam sorga ( ayat 3 ), melakukan pemilihan atas kita sebelum dunia dijadikan ( ayat 4 ), menentukan kita untuk menjadi anak-anakNya ( ayat 5 ), melimpahkan kekayaan kasih karuniaNya dalam hal pengampunan dosa kepada kita ( ayat 7-8 ), memiliki rahasia kehendakNya ( the secret of His will ) atau rencana ( ayat 9 ). Sekalipun semuanya ini dijalankan didalam AnakNya serta melalui kuasa RohNya, tetapi kita lihat disini bahwa Bapa merupakan sumber segala sesuatu, Dia yang mempunyai rencana dan Penyebab utama segala sesuatu.

Bapa-lah yang menciptakan segala sesuatu melalui AnakNya. Perlu kita pahami dengan baik bahwa menciptakan bukanlah berarti mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Terjemahan harafiah dari Ibrani 11:3, adalah sesuatu yang terlihat berasal dari sesuatu yang tidak terlihat, artinya dunia jasmani (terlihat) berasal dari Allah (tidak terlihat). Maksudnya, ketika Allah menciptakan segala sesuatu, Ia menggunakan DiriNya sendiri sebagai "bahan dasarnya". Menciptakan bukanlah seperti seseorang yang membuat meja dari kayu sebagai bahan dasarnya. Ketika Allah Bapa menciptakan segala sesuatu, Ia menggunakan DiriNya sendiri sebagai bahan dasarnya. Itu sebabnya kami lebih senang menggunakan istilah "memperluas diri ", dari pada istilah "menciptakan´. Jadi Bapa "memperluas DiriNya" didalam dan melalui ciptaanNya.

Demikianlah Allah sebagai Bapa, telah memperluas DiriNya. Ia adalah sumber segala sesuatu, penyebab segala sesuatu, dan yang memiliki rencana. Dialah yang menyebabkan adanya keluarga jasmani di muka bumi ini, untuk mengekspresikan keluarga sejati yang di sorga. Kalau Bapa yang di sorga memiliki peran dan fungsi sedemikian, bukankah Ia juga menghendaki bapa di muka bumi ini juga memiliki peran dan fungsi yang kurang lebih sama dengan DiriNya. Dengan segala keterbatasan yang ada, diharapkan, bapa jasmani yang dimuka bumi ini dapat "memperluas dirinya" melalui dan didalam anak-anaknya. Bapa jasmani perlu menanamkan tujuan, misi, dan visinya kepada anak-anaknya, agar perjuangan dan pelayanannya dapat diteruskan turun-temurun. Diharapkan bapa jasmani dapat menjadi "sumber" segala sesuatu bagi keluarganya, yaitu "sumber" urapan, pewahyuan, penghiburan, berkat jasmani dst. Diharapkan, bapa mempunyai rencana bagi keluarganya. Tentu semua ini dilakukannya dengan bantuan seorang penolong yaitu seorang istri. Apabila terjadi sesuatu kepada keluarganya, maka wajarlah apabila bapa dimintai pertanggung-jawaban. Istri dan anak-anak tentu mempunyai kesalahan, tetapi yang bertanggung jawab adalah seorang bapa.

Read More..
Ia Telah Bangkit 20.38

Penulis : Herlianto

"Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.." (Matius 6:19-21)


"Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.." (Matius 6:19-21)

Yesus yang bangkit memang menjadi sandungan bagi mereka yang menolak Dia, dan untuk meredam fakta historis para saksi mata yang bersaksi tentang kebangkitan itu, Makamah Agama Yahudi menebarkan dusta yang menyebut bahwa "mayat Yesus dicuri para muridnya" (Matius 6:11-15). Dusta-dusta ini terus berkembang dengan berjalannya waktu.

Sepanjang sejarah banyak usaha dilakukan orang untuk mengubah fakta historis ini, ada yang menyebut bukan Yesus yang disalib tetapi Yudas. Dalam film Jesus Christ Superstar (1973) disebutkan Yesus mati frustrasi dalam kegagalan dan Yudas dijadikan pahlawan yang dikorbankan Tuhan. Film yang lain The Last Temptation of Christ (1988) menggambarkan Yesus di atas kayu salib, dalam frustrasinya sebelum mati ia membayangkan menikah dengan Maria Magdalena.

Sebuah buku best seller berjudul Holy Blood Holy Grail (1982) menyebut Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan keturunannya tinggal di Perancis Selatan, demikian juga buku best seller lainnya Jesus The Man menyebut Yesus tidak mati di salib tetapi hanya pingsan dan disembuhkan oleh Simon Magus dan lari melalui lorong-lorong gua Qumran. Dusta terakhir disebarkan oleh buku best seller The Da Vinci Code yang menyebut Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan sekarang keturunannya tinggal di Inggeris. Tidak kurang ada dusta lainnya yang menyebut bahwa Yesus kabur ke Timur dan mati di Kashmir.

Fakta menunjukkan bahwa setelah Perjamuan Malam dan kemudian Yesus mati di salib, murid-murid menjadi ketakutan dan frustrasi sehingga mereka tidak berani keluar dan tinggal merenung di ruang yang terkunci dan kembali dalam pekerjaan asal mereka, tetapi peristiwa kebangkitan ternyata mengubah segala sesuatu secara radikal.

Petrus yang pengecut dan menyangkal kenal dengan Yesus yang diadili dan akan disalib menjadi pemberani yang berani berbicara lantang bersaksi akan iman kebangkitan yang dipercayainya di depan mahkamah agama. Para Rasul lainnya juga menjadi bergairah mengabarkan Injil kemana-mana, bahkan Thomas yang pernah meragukan kebangkitan Yesus akhirnya menjadi perintis gereja Mar Thoma di India. Perbahan psikologis dalam diri para Rasul ini juga dialami Rasul Paulus, seorang farisi fanatik yang biasa mengejar dan membunuh murid-murid Yesus. Setelah pertemuannya dengan Yesus yang telah bangkit dalam perjalanannya ke Damsyik, ia menjadi rasul kabangkitan yang rela mati demi Nama yang pengikutnya pernah diburu-buru untuk dibunuh olehnya.

Peristiwa sejarah juga menunjukkan adanya ledakan agama besar setelah kebangkitan. Josephus ahli sejarah Yahudi juga menyebut soal kebangkitan agama itu, dan ledakan para pengikut Yesus dengan cepat berlipat ganda dan menakutkan banyak politisi Romawi sehingga mereka mengejar para pengikut Yesus, menjadikannya makanan para singa di Koloseum Roma, dan bahkan menyalibkan mereka di jalan-jalan. Namun iman kebangkitan terus mendorong umat menyebarkan kabar baik kebangkitan itu.

Fakta sejarah lainnya adalah adanya kubur yang kosong dan para pemuka agama Yahudi dan tentara Romawi yang ganas itu tidak bisa menunjukkan dimana mayat Yesus diletakkan atau disembunyikan kalau memang Yesus tidak bangkit. Yesus yang bangkit dilihat oleh banyak sekali orang sehingga mustahillah kalau semuanya itu hasil halusinasi mereka yang sudah terlanjur percaya.

Petunjuk menarik sebagai bukti Yesus bangkit pada hari minggu adalah perubahan Paskah Perjanjian Lama (Tuhan membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir) yang dirayakan pada hari Sabat Sabtu yang begitu ketat dilaksanakan sebagai ritus agama oleh umat Yahudi, dengan bangkitnya Yesus pada hari pertama dalam minggu mendorong umat Kristen tidak lagi merayakan Sabat Sabtu tetapi melaksanakan ibadat di hari Minggu sebagai peringatan mingguan akan Yesus yang telah bangkit pada hari itu. Perubahan melawan tradisi agama yang ketat ini tentu disebabkan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Paskah sekarang berarti Tuhan menang atas maut dan Tuhan membebaskan umat manusia dari dosa.

Yesus yang bangkit telah mendorong banyak penginjil untuk memberitakan kabar baik itu ke seluruh dunia dan banyak orang rela sekalipun harus mati sebagai martir karena kesaksian mereka. Polycarpus ketika akan dibakar kecuali kalau ia mau menyangkali Yesus dan menyembah kaisar, berseru: "70 tahun Ia (yang telah bangkit itu) tidak pernah mengecewakan saya, bagaimana saya harus mengecewakan Dia pada hari ini?", ia mati dibakar. Iman Kristen tidak didasarkan pada penderitaan Yesus atau penyaliban-Nya, tetapi iman Kristen didasarkan kebangkitan Yesus dari kematian yang menunjukkan kemenangan-Nya atas maut dan bahwa Ia adalah Tuhan atas kehidupan ini.

Berita Yesus yang telah bangkit tetap diberitakan sampai sekarang, dan bukan sekedar sebagai fakta historis tetapi sebagai janji bahwa Tuhan Yesus akan membangkitkan umat yang percaya. Bagi pengikut Tuhan Yesus, Ia adalah Kristus, sang juruselamat, yang membebaskan umatnya dari perhambaan dosa dan membawa kepada keselamatan dan kebangkitan tubuh bila telah mati.

Peringatan Paskah bukan sekedar ritual agama, tetapi merupakan momentum bagi manusia untuk menyadari bahwa hidup manusia itu harus dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah pada saat mereka meninggal atau belum meninggal saat kedatangan-Nya kedua kali kelak. Namun, bagi mereka yang mau menerimanya sebagai juruselamat dan mengakui dosa-dosa mereka dan tidak berbuat lagi dan melakukan kehendak Allah, maka kebangkitan menjadi jaminan bila nanti mati meninggalkan dunia yang fana ini.

sumber: sabda.org

Read More..
Show me the way 19.28

Oh Father, Show me the way
so I can make you the light of my day


Oh Father, Show me the way
so I can make you the light of my day

I show you my true love
Oh Father, Lord from Above

I have been without you for so long
but your love is still going strong

I once was Blind but now I see
that your soothing light shines bright on me.

Now I pray that your love will stay
and may never ever drift away

Your glory will come, your Glory must Be.
Because it means so, so much to me.

OH Glory Father I feel my best
knowing I have passed your loving test

You have show me the way
to love you more each and everyday

I give you all my heart
like I should have from the start

I bring you my troubles
and you release them like bubbles
and they go far far away.
I just want to say

Give it all for GOD today
and he WILL show you the only way.

Jesus is the only way to GOD

Read More..
Please do never deny the Jewishness of Jesus 23.21


Who has the Spirit of antichrist? Those who deny that Jesus also was complete human, born into a Torah observant Jewish Family. Jesus was and will forever be a Jew.

Who has the Spirit of antichrist? Those who deny that Jesus also was complete human, born into a Torah observant Jewish Family. Jesus was and will forever be a Jew.
The followers of the anti-Messiah is not someone who do not believe in the Messiah. Its a Spirit that claims to be the Messiah, but is not. Its a false-Messiah, who also claims to be «Jesus».

2 John 1:7
Many deceivers, who do not acknowledge Jesus Christ as coming in the flesh, have gone out into the world. Any such person is the deceiver and the antichrist.

When we read this message from the Jewish Apostle John, we can see that the deceivers are not denying that there is a «Jesus Christ». They deny his humanity, that this man is coming in the flesh, a Jew, born in a Jewish family. If Jesus was not completely human, he could not have felt the pain of being rejected by his own family, his own people of the flesh.

Everything about Jesus from Nazareth is Jewish. He was born in a human family, presented in the Temple in Jerusalem, circumcised, he up held the Sabbath, taught in Synagogues, told people to live in reverence of the Law of Moses, and he celebrated Jewish festivals.

As all other human beings, Jesus loved his own family. He will always love them, care fore them, and try to restore them. Even if they for whatever reasons there might be, do not know him. To hate and desert your own family is inhuman.

But Jesus was more than human. He was also fully God. He lived a life on Earth without sinning. This divine Son of God came down from Heaven, died on the cross for my sins, and you sins. He payed in full the perfect atonement for the sins of the whole World. With His divine Powers, he healed the sick, feed the hungry, set people free from demons, and rebuked the high and mighty religious leaders of his day. This Jesus from Nazareth rose from the dead. He defeated death, so that we can find peace with our creator. I am his servant.

What will Jesus be when He one day returns to Earth?

Revelation 5:5
Then one of the elders said to me, “Do not weep! See, the Lion of the tribe of Judah, the Root of David, has triumphed. He is able to open the scroll and its seven seals.”

Revelation 22:16

“I, Jesus, have sent my angel to give you this testimony for the churches. I am the Root and the Offspring of David, and the bright Morning Star.”

Please get ready for the return of «The offspring of King David, a great Jewish King that founded Jerusalem.

Is you reject His Jewishness, or harm his brothers and sisters in the flesh, you have been deceived by the Spirit of antichrist.

Read More..
Kasih Yesus : kasih sejati 22.32

Inti ajaran Yesus ialah cinta kasih.

Tidak sekedar cinta, namun kasih yang tanpa syarat, bebas dari pamrih, dan tidak mementingkan diri sendiri.

Matius 5:38-42
5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
5:42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

Yesus mengatakan bahwa Kasih adalah dasar dari seluruh hukum taurat dan kitab para nabi.
Matius 22:37-40
22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Yesus tidak hanya mengajarkan kasih, tapi menerapkan kasih itu dalam seluruh pelayananNya selama di bumi :
1. Yesus dengan senang hati menyembuhkan orang sakit

Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta
Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Mat 8:3 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.

Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira
Mat 8:5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya:
Mat 8:6 “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.”
Mat 8:7 Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.”
Mat 8:8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Mat 8:9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”
Mat 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.
Mat 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Mat 8:12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Mat 8:13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus
Mat 8:14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Mat 8:15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.
Mat 8:16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Mat 8:17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

dan masih banyak mujizat kesembuhan lain (dilakukan oleh Yesus) :
- Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan (Matius 8:28–34)
- Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Matius 9:1-8)
- Yesus menyembuhkan anak kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit pendarahan (Matius 9:18-26)
- Yesus menyembuhkan mata dua orang buta (Matius 9:27-31)
- Yesus menyembuhkan seorang bisu (Matius 9:32-34)
- Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Matius 12:9:15a)
- Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (Matius 14:34-36)
- Yesus menyembuhkan banyak orang sakit (Matius 15:29-31)
- Yesus memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32–39)
- Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan
- Yesus menyembuhkan dua orang buta (Matius 20:29-34)
kisah mujizat kesembuhan lainnya (yang dilakukan oleh Yesus) juga dituliskan dalam kitab Markus, Lukas dan Yohanes.

2. Yesus membangkitkan orang mati
- Yesus membangkitkan anak Yairus (Lukas 8:40-56)
- Yesus membangkitkan Lazarus (Yohanes 11:1-44)
semua mujizat yang dilakukan Yesus bukan untuk maksud pamer, tapi semuanya berlandaskan atas kasihNya yang besar kepada umat manusia.

3. Yesus memberi makan orang yang kelaparan

Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13–21)
Yesus memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32–39)

4. Yesus mengampuni orang-orang yang membenciNya

Yesus menyembuhkan telinga orang yang hendak menangkapNya
Luk 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?”
Luk 22:50 Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Luk 22:51 Tetapi Yesus berkata: “Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.

Pada saat itu, Yudas (yang menghianati Yesus) bersama dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata, datang hendak menangkap Yesus. Salah seorang murid (dari injil Yohanes, dijelaskan bahwa murid itu adalah Petrus – Yohanes 18:11), menghunuskan pedang dan memotong telinga salah seorang hamba imam besar (yang hendak menangkap Yesus). Sangka Petrus, dia harus membela Yesus dengan jalan menghunus pedang. Tapi Yesus memerintahkan Petrus untuk menghentikan niatnya.
Mat 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Yesus kemudian menjamah (menyembuhkan) telinga hamba imam besar itu.
Luk 22:51 Tetapi Yesus berkata: “Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.

Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia
Luk 23:33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
Luk 23:34 Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”


5. Yesus memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi umat manusia
Kasih yang sesungguhnya teramat besar ditunjukkanNya ketika Dia menyerahkan nyawaNya bagi umat manusia.- “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik. Memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:1-42)
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45)

Read More..
Kamu adalah garam dunia 22.15


Mg Biasa V: Yes 58:7-10; 1Kor 2:1-5; Mat 5:13-16. “Small is beautiful” = Kecil itu indah


“Small is beautiful” = Kecil itu indah, demikian kata sebuah pepatah. Pada masa kini aneka macam sarana-prasarana teknologi semakin kecil bentuknya, dan yang kecil tersebut sungguh menentukan, misalnya serat optic yang berfungsi untuk melancarkan komunikasi melalui anek macam sarana komunikasi seperti HP dan internet. Pohon besar yang rindang berasal dari biji kecil, yang tumbuh dan berkembang pelan-pelan serta meyakinkan. Anak-anak kecil mungkin kurang diperhitungkan dalam percaturan hidup bersama di tengah masyarakat, namun ketika anak kecil pergi tanpa diketahui kemana atau dimana, maka orangtua dengan susah payah dan kerja keras mencarinya, sedangkan ketika yang pergi anak besar atau orang dewasa dibiarkan saja. Bercermin dari pengalaman tersebut para penjahat sering menggunakan anak kecil sebagai sandra untuk memaksa orangtua atau keluarganya menebus dengan jumlah uang yang cukup besar. Warta gembira hari ini mengingatkan kita semua sebagai umat beriman yang sungguh benar alias hidup jujur dan berbudi pekerti luhur, meskipun secara nominal jumlahnya kecil hendaknya tidak takut dan gentar. Maka marilah kita renungkan sabda Yesus hari ini sebagai pedoman atau acuan cara hidup dan cara bertindak kita.

“Kamu adalah garam dunia.” (Mat 5:13)

Makanan atau masakan tanpa garam hambar rasanya dan kurang nikmat. Garam memang berfungsi untuk membuat makanan atau masakan menjadi enak dan nikmat, tentu saja dalam jumlah yang sesuai artinya tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak alias harus persis sebagaimana dibutuhkan. Yesus bersabda kepada kita semua yang percaya kepadaNya bahwa “Kamu adalah garam dunia”. Sabda ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar kehadiran atau sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun senantiasa membuat lingkungan hidup bersama menjadi menarik, memikat dan mempesona alias siapapun yang ada dalam kebersamaan hidup tersebut merasa kerasan dan bahagia.

Dalam makanan atau masakan garam yang dibutuhkan memang hanya sedikit atau kecil sekali, maka baiklah meskipun kita kecil atau sendirian hendaknya tetap setia pada tugas dan penggilan untuk tetap berarti atau bermakna dalam lingkungan hidup. Maksudnya jika saya sebagai orang Kristen atau Katolik hanya sendirian saja di tempat tinggal atau masyarakat atau tempat kerja hendaknya tidak takut dan gentar dan setia pada iman kepercayaannya. Yang penting dan utama adalah cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan atau janji-janji yang pernah diikrarkan, seperti janji baptis, janji perkawinan, janji kepegawaian dst…

Selain menjadi ‘garam dunia’ kita juga dipanggil untuk menjadi ‘terang dunia’. Sumber sinar terang juga kecil, namun begitu berfungsi sangat membantu dalam penerangan. Menjadi ‘terang dunia’ antara lain berarti bahwa sepak terjang dan kehadiran kita dimanapun dan kapanpun senantiasa membuat terang benderang hidup bersama, artinya masing-masing semakin hidup dan bertindak sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusannya. Kehadiran dan sepak terjang kita membuat saudara-saudari atau sesama kita semakin fungsional dalam keselamatan hidup bersama.

Menjadi ‘terang dunia’ juga dapat menjadi menjadi ‘facilitator’, dimana kehadiran dan sepak terjang kita senantiasa menjadi panutan atau teladan dalam cara hidup dan cara kerja. Mereka yang melihat dan hidup atau bekerja bersama dengan kita merasa dipermudah dan diperlancar dalam melaksanakan tugas pengutusan atau kewajibannya. Dengan kata lain ‘orang pandai sejati’ berarti dapat membuat apa yang sulit dan berbelit-belit menjadi sederhana sehingga dapat diketahui dan difahami oleh semua atau banyak orang. Menjadi ‘terang dunia’ juga berarti hidup dan bertindak dengan terang-terangan alias tidak ada kebohongan, manipulasi atau kepalsuan sedikitpun alias ‘telanjang’, tiada yang disembunyikan sedikitpun. Orang yang demikian berarti hidup jujur, disiplin, teratur, sederhana dan hati maupun budinya senantiasa terbuka terhadap yang lain atau seaamanya, lebih-lebih atau terutama terbuka pada Penyelenggaraan Ilahi. Maka baiklah kita renungkan apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus di bawah ini. .

“Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1Kor 2:3-5)

Datang dan hadir dalam kelemahan diri dan kekuatan Roh itulah yang dihayati oleh Paulus dan diharapkan dari kita semua, orang beriman, juga demikian adanya. Sebagai orang beriman kita diharapkan tidak mengandalak kekuatan dan hikmat manusia, melainkan kekuatan Roh atau hikmat ilahi. Roh hidup dan berkarya dalam seluruh ciptaan Allah, terutama dalam diri manusia, gambar dan citra Allah, manusia yang berkehendak baik tanpa pandang bulu atau SARA. Maka dalam kelemahan diri dan kekuatan Roh berarti senantiasa membuka diri terhadap siapapun yang berkehendak baik alias siap sedia untuk hidup dan bekerja bersama-sama atau bergotong-royong. Sendirian saja kita tak mungkin berbuat apa-apa.

Rekan-rekan yang hidup berkeluarga sebagai suami-isteri serta telah dianugerahi anak oleh Allah kiranya dapat mawas diri apa arti dan makna bekerjasama atau bergotong-royong . Bukankah anda berdua telah bekerjasama atau bergotong-royong dalam keterbukaan atau ketelanjangan untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan atau Penyelenggaraan Ilahi, ketika anda berdua sedang berkasih mesra dalam hubungan seksual? Ada suami-isteri telah bertahun-tahun hidup bersama dan secara rutin berhubungan seks tetapi tidak dianugerahi anak, dan dengan demikian mereka menyadari dan menghayati tak mungkin hanya mengandalkan yang manusiawi saja tetapi harus mengandalkan diri pada Yang Ilahi. Anak adalah anugerah Allah, maka hendaknya suami-isteri merenungkan dan menghayati kesaksian Paulus ini: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor 3:6)

The last but not the least, marilah sebagai ‘garam dan terang dunia’ kita hayati ajakan Yesaya ini, yaitu “supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”(Yes 58:7). Menjadi ‘garam dan terang dunia’ harus menjadi konkret dalam kepedulian terhadap sesama manusia, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan, yang lapar dan telanjang tak punya pakaian. Iman tanpa penghayatan konkret dalam kepedulian terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan tiada artinya alias mereka yang tidak peduli terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan hambar hidupnya bagi masyarakat dan lingkungan hidupnya.

“Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.”

(Mzm 112:4-7)

Read More..
Lima Alasan Mengapa Doa Kita Tidak Segera Dijawab 22.00

1. Ada dosa kita yang menghalangi.

1. Ada dosa kita yang menghalangi.
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yesaya 59:1-2)

2. Ada roh-roh jahat yang menghalangi, jadi kita harus tetap tekun berdoa dan berpuasa seperti Daniel. Jangan menjadi lemah dan gampang menyerah.
Lalu katanya (kata malaikat Gabriel) kepadaku (kepada Daniel): “Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia (penguasa/ penghulu dunia/ roh-roh jahat) berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia (penguasa/ penghulu dunia/ roh-roh jahat). (Daniel 10:12-13)
…karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12)
3. Tidak percaya Tuhan sanggup melakukan mujizat untuk kita.

Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (Markus 6:2-6a)

4. Saat Tuhan (khairos) belum tiba.
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”
(Yohanes 2:1-4)

5. Tidak berdoa atau salah berdoa.
Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hend

ak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. (Yakobus 4:2-3)

Read More..
Kasih Kristus 08.10

Suatu pagi, aku terbangun untuk melihat matahari terbit.


Suatu pagi, aku terbangun untuk melihat matahari terbit.

Ah, ciptaan Tuhan memang begitu indah!
Sambil menyaksikan semua ini, aku memuji-muji Tuhan atas karyaNya yang begitu indah.

Saat aku terduduk di situ, aku merasakan kehadiran Allah, Tuhanku Yesus Kristus datang kepadaku...

Ia bertanya,”Apakah engkau mencintai Aku?”

Aku menjawab,”Tentu saja, Engkau adalah Tuhan dan Juru selamatku!”

Kemudian Ia bertanya,”Sekiranya tubuhmu cacat, apakah engkau akan tetap mencintai Aku?” Aku tertegun, dan melihat kedua kaki dan tanganku. Ah, alangkah sulitnya hidup ini, dengan tubuh yang cacat! Tetapi aku menjawab,”Tuhanku, jika aku cacat, akan sangat susah bagiku, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau.”

Kemudian Tuhan Yesus bertanya,”Sekiranya matamu tak dapat melihat, apakah engkau tetap bersyukur atas segala ciptaanKu?” Secara tiba-tiba aku terbayang orang-orang tuna netra di seluruh dunia dan bagaimana mereka tetap memuji dan bersyukur atas segala ciptaan Tuhan. Jadi aku menjawab,”Alangkah sulitnya jika aku tidak dapat melihat, Tuhanku, tetapi aku tetap akan bersyukur atas segala ciptaanMu.”

Kemudian Tuhan Yesus berkata,”Sekiranya engkau tidak dapat mendengar, apakah engkau tetap akan setia kepada setiap FirmanKu?” Lalu aku berpikir, bagaimana mungkin aku mendengarkan Firman Allah jika aku tuli? Tetapi kemudian aku tersentak, dan menyadari bahwa aku perlu mendengar Firman Allah dengan hati, bukan dengan telinga saja. Maka aku menjawab,”Alangkah sulitnya Tuhan, jika aku tuli, tetapi aku akan tetap mendengar segala FirmanMu.”

Kemudian Tuhan Yesus bertanya,”Sekiranya engkau tidak dapat berkata-kata dalam hidupmu, apakah engkau tetap akan memuji NamaKu?” Bagimana mungkin aku menyampaikan puji-pujian tanpa suara? Tetapi akupun sadar bahwa Tuhan ingin puji-pujian itu berasal dari hatiku yang paling dalam dan dari ketulusan jiwaku. Maka akupun menjawab,”Alangkah sulitnya, Tuhan, jika aku tidak dapat berkata-kata, tetapi aku akan tetap bernyanyi didalam hatiku, memuji dan bersyukur kepadaMu.”

Kemudian Tuhan Yesus bertanya,”Apakah engkau mencintai Aku?”

Dengan penuh keyakinan, aku menjawab,”Ya, Tuhanku, aku mencintai Engkau karena Engkaulah Allah yang Maha Kuasa!”

Aku pikir, aku telah menjawab pertanyaan Tuhanku dengan baik....

Kemudian Tuhan Yesus bertanya,”Lalu, mengapa engkau tetap berbuat dosa?”

“Mengapa engkau menjauh dariKu disaat-saat kesukacitaanmu? Dan engkau mencari-cari Aku dalam seruan doa-doamu disaat Engkau kesusahan?

Aku tidak menjawab. Hanya air mata yang mengalir.

Kemudian Tuhan Yesus melanjutkan,”Mengapa engkau hanya bernyanyi memujiKu disaat kebaktian dan retretmu? Mengapa engkau mencari-cari Aku hanya saat beribadah? Mengapa engkau meminta-minta terus hanya untuk kepuasan dirimu sendiri? Mengapa engkau meminta-minta kepadaKu tanpa kesetiaan?”

Air mataku terus mengalir.

“Mengapa engkau tidak menyampaikan FirmanKu pada semua orang? Mengapa engkau mencari-cari alasan saat Aku memberikanmu kesempatan kepadamu untuk memuliakan namaKu?”

Aku mencoba untuk menjawab. Tapi tidak ada jawaban.

“Engkau telah Kuberkati dengan Hidup. Aku menciptakanmu bukan untuk menyia-nyiakan pemberianKu itu. Aku telah memberkatimu dengan berbagai talenta untuk melayaniKu dengan kasih, tetapi engkau terus berpaling daripadaKu. Aku telah menyingkapkan FirmanKu kepadamu, tetapi engkau tidak bertambah dalam pengertianmu. Aku telah berbicara kepadamu, tetapi telinga hatimu tertutup rapat. Aku telah menunjukkan berkat-berkatKu kepadamu, tetapi matamu tidak mau melihat. Tetapi Aku telah mendengarkan doa-doamu, anakKu, dan Aku telah menjawabnya.”

“Apakah engkau mencintai Aku?” tanya Tuhan Yesus sekali lagi.

Aku tidak bisa menjawab. Aku teramat sedih dan malu.

Aku tidak memiliki alasan lagi. Setelah aku meratap dalam tangis, aku berkata,”Ampuni aku, Tuhan, aku tidak layak menjadi anakMu.”

Tetapi Tuhan Yesus menjawab,”AnakKu... anakKu yang Kukasihi, Aku sangat mencintaimu!”

Aku menjawab,”Mengapa Engkau selalu mau mengampuni aku? Mengapa Engkau mengasihi aku seperti itu?”

Tuhan Yesus menjawab,”Karena engkau adalah ciptaanKu. Engkau adalah anakKu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”

“Disaat engkau menangis, Aku tahu kesedihanmu dan Akupun menangis disisimu. Disaat engkau bersuka cita, Akupun tertawa bersamamu. Disaat engkau putus asa, Aku datang memberikan semangat bagimu. Disaat engkau terjatuh, Aku mengulurkan tanganKu untuk mengangkatmu. Disaat engkau lelah, Aku mengangkatmu didalam dekapan pelukanKu. Aku akan selalu bersertamu dan mencintaimu sampai akhir segala zaman.”

Aku tidak pernah menangis seperti saat itu. Bagaimana mungkin aku bisa begitu dingin terhadap Allahku. Bagaimana mungkin aku menyakiti hati Tuhan, setelah begitu banyak yang telah dilakukanNya bagiku?

Lalu aku bertanya kepada Tuhan Yesus,”Tuhan, seberapa besarkah kasihMu bagiku?”

Kemudian Tuhan Yesus membuka tanganNya lebar-lebar. Dan aku melihat tanganNya yang luka karena paku di kayu salib, dan aku teringat akan segala kesengsaraanNya. Kesengsaraan sampai mati, karena kasih.

Aku tersungkur di kaki Kristus, Juru Selamatku.

Bersujud dan menangis

Read More..
SELAMAT Datang 06.27

selamat datang di web kami, terimakasih

Read More..